Inpari 13 tahan Wereng Coklat

Anomali iklim dengan frekuensi hujan terus-menerus setiap hari yang terjadi beberapa bulan belakangan ini menyebabkan kelembaban udara tinggi sehingga berpotensi memicu pertumbuhan hama wereng batang coklat (WBC) pada pertanaman padi.

“Jika perkembangannya tidak bisa dikendalikan maka bisa memicu peningkatan populasi yang menyebabkan meledaknya intensitas serangan. Ini bisa menyebabkan puso“, jar Ir. Sudir, Staf Ahli Hama Penyakit dan Proteksi Tanaman, Balai Besar Padi, Sukamandi Subang.

Sudir mengatakan populasi tinggi WBC dapat menyebabkan daun berubah kuning oranye sebelum menjadi coklat dan mati. Kondisi ini disebut hopperburn dan membunuh tanaman. Wereng batang coklat juga dapat menularkan penyakit kerdil hampa dan kerdil rumput yang sampai saat ini tidak bisa diobati. Pada kepadatan 1 wereng coklat per batang atau kurang, masih ada peluang untuk bertindak guna menekan populasi.

Penggunaan benih padi varietas tahan serangan WBC merupakan salah satu cara utama untuk mencegah dan mengatasi puso akibat serangan hama ini. Saat ini BB-Padi telah mengeluarkan varietas padi Inpari 13 yang tahan terhadap serangan WBC biotipe 1, 2 dan 3.

Keunggulan lainnya dari varietas ini adalah potensi hasil tanaman yang tinggi, sekitar 8 ton per hektar, umur tanaman genjah sekitar 103 hari, tahan terhadap penyakit blas ras 033 dan agak tahan terhadap ras 133, 073 dan 173, cocok ditanam di ekosistem sawah tadah hujan dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl dan tekstur beras yang dihasilkan lebih pulen.

Selain menerapkan varietas unggul, pencegahan WBC dapat dilakukan dengan penerapan teknik budidaya yang baik seperti bersihkan gulma dari sawah dan areal sekitarnya, hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat yang dapat menyebabkan terbunuhnya musuh alami, amati wereng di persemaian setiap hari atau setiap minggu setelah tanam pindah pada batang dan permukaan air, periksa kedua sisi persemaian

Potensi dan rata-rata hasil

Inpari 13 merupakan varietas berumur sangat genjah dengan umur tanaman 103 hari. Inpari 13 ini memiliki rata-rata hasiI 6,59 t/ha (potensi hasiI 8,0 t/ha). Sedangkan Inpari 1, 2, 3, dan Inpari 6 Jete termasuk dalam klasifikasi varietas yang berumur genjah (105-124 hari).  Keempat varietas tersebut memiliki rata-rata hasiI di atas 5 t/ha. Inpari 1 dengan umur 108 hari memiliki rata-rata hasiI yang tinggi, sekitar  7,3 t/ha dengan potensi hasiI 10 t/ha.   Sedangkan Inpari 2 yang berumur 115 hari memiliki rata-rata hasiI 5,83 t/ha dengan potensi hasiI 7,30 t/ha. Inpari 3 yang dilepas pada tahun 2008 memiliki umur panen sekitar 110 hari, rata-rata hasiI panennya sebesar 6,05 t/ha atau setara dengan potensi hasiI 7,52 t/ha, sedangkan Inpari 6 jete bila ditanam di sawah dataran rendah sampai tinggi (±600 m dpl) memiliki rataratahasiI sebesar 6,82 t/ha (potensi hasiI 12 t/ha) dengan umur panen sekitar 118 hari.  IR66 merupakan varietas yang mempunyai ketahanan biotipe lengkap memiliki  rata-rata hasiI 4,5 t/ha atau setara dengan potensi hasiI 5,5 t/ha.

Mutu beras

Selera konsumen di Indonesia sangat beragam, untuk daerah yang banyak  menyukai tekstur nasi pera dengan kadar amiIosa tinggi seperti Sumatera Barat, dapat menanam varietas tahan wereng cokelat IR66. Varietas tersebut memiIiki tekstur nasi pera dan kadar amilosa tinggi (25%). Varietas IR66 memiliki bentuk beras ramping. Masyarakat Indonesia di Pulau Jawa sebagian besar menyukai nasi yang pulen seperti nasi varietas IR64 dan Ciherang. Saat ini banyak pilihan varietas padi pulen yang tahan wereng cokelat di antaranya adalah Inpari 1, Inpari 2, Inpari 3, dan Inpari 13.

Deskripsi Inpari 13

Bentuk tanaman : Tegak, Tinggi tanaman : 93 – 115 cm, Anakan produktif : 13 – 19 batang, Warna kaki : Hijau, Warna batang : Hijau, Warna telinga daun : Tidak berwarna, Warna lidah daun : Tidak berwarna, Warna daun : Hijau, Muka daun : Agak kasar, Posisi daun : Tegak, Daun bendera : Tegak, Bentuk gabah : Ramping, Warna gabah : Kuning bersih, Kerontokan : Sedang, Kerebahan : Sedang,

 

Tekstur nasi : Pera, Kadar amilosa : 27%, Indeks glikemik : 54, Bobot 1000 butir : 29 g, Rata-rata hasil : 6,0 t/ha, Potensi hasil : 7,8 t/ha,

 

Ketahanan terhadap Penyakit : • Tahan terhadap penyakit blas daun dan blas leher malai, Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah sampai 700 m dpl.

Melihat deskrisi diatas, pemupukan seperi biasanya saja , Seluruh dosis P (SP36) dan setengah Dosis KCl plus Sepertiga Urea ditaburkan untuk pupuk dasar, Sepertiga urea ditaburkan habis penyiangan umur 25 HST dan Sisa KCL plus 1/3 urea ditebarkan umur 40 HST. Akan sangat baik aplikasikan POC sebagai pelengkap unsur mikro umur 15, 25, 35 dan 45 HST.

Hello world!

Welcome to WordPress.com. After you read this, you should delete and write your own post, with a new title above. Or hit Add New on the left (of the admin dashboard) to start a fresh post.

Here are some suggestions for your first post.

  1. You can find new ideas for what to blog about by reading the Daily Post.
  2. Add PressThis to your browser. It creates a new blog post for you about any interesting  page you read on the web.
  3. Make some changes to this page, and then hit preview on the right. You can always preview any post or edit it before you share it to the world.